Matabengkulu.com – Seorang pasien yang mengalami kecelakaan dan membutuhkan operasi tulang mulut merasa diperlakukan tidak manusiawi oleh salah satu dokter spesialis bedah di sebuah rumah sakit di Kota Bengkulu. Pasien bernama Fadil telah lima hari dirawat di rumah sakit tersebut tanpa tindakan medis yang memadai.
Hal ini disampaikan keluarga pasien, awalnya dokter spesialis bedah berjanji untuk menindaklanjuti operasi di rumah sakit itu. Namun, proses berlarut ketika pihak rumah sakit meminta keluarga untuk membeli alat pen seharga Rp18 juta yang akan dipasang pada mulut pasien. Karena nominal tersebut cukup besar, keluarga dan teman-teman pasien memerlukan waktu untuk berembuk.
Setelah berhasil menyanggupi pembelian alat tersebut, keluarga mengonfirmasi kepada dokter. Namun, mereka dikejutkan oleh respons kasar dari dokter spesialis yang menyatakan, “Sudah tidak bisa lagi dilakukan tindakan di rumah sakit ini. Bawa pulang saja pasiennya. Saya ini bukan tukang alat, atau dirujuk ke rumah sakit lain saja.”
Pada 9 Januari 2025, keluarga dan pasien tetap mencoba menunggu keputusan dokter. Namun, ketika bertemu kembali, mereka kembali terkejut dengan kata-kata kasar sang dokter, “Ini ada apa lagi yang berdiri di sana?” Setelah dijelaskan oleh perawat bahwa yang berdiri adalah keluarga pasien, dokter dengan nada tinggi berkata, “Apalagi? Kemarin sudah dijelaskan. Buang-buang ludah saja. Saya ini bukan tukang alat. Silakan bawa pulang saja pasiennya atau dirujuk ke rumah sakit lain.” ujar Maulana rekan pasien mengulangi kata kata yang di ucapkan dokter spesialis bedah tersebut.
Merasa tak ada pilihan lain, keluarga akhirnya pasrah dengan keputusan untuk merujuk Fadil ke rumah sakit swasta lain di Kota Bengkulu dengan harapan dapat segera mendapatkan penanganan yang layak.
Kejadian ini memunculkan kekecewaan mendalam dari keluarga pasien terhadap pelayanan rumah sakit dan etika profesional seorang dokter. Keluarga juga berharap ada tindakan dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.
Sementara atas kejadian tersebut, pihak rumah sakit belum dapat dikonfirmasi.(Td.)